Mulan Petani Kentang
Di suatu desa
kecil di lereng gunung terlahir seorang anak perempuan dari hasil pernikahan
pasangan petani kentang. Kelahirannya nampak begitu sederhana dan bahkan masih
dengan bantuan dukun bayi setempat. Bayi yang berasal dari pasangan keluarga
petani tersebut menjalani hari-hari dengan serba kekurangan karena memang
kondisi perekonomian orang tua nya yang kurang mampu. Bayi yang di beri nama Mulan
oleh kedua orang tuanya itu tumbuh hari demi hari dan mendekati masa remaja. Mulan
selalu diajarkan orang tuanya untuk ikhlas menerima keadaan yang terjadi dan
menjalaninya dengan suka ria walaupun di pandang sebelah mata oleh sebagian
masyarakat setempat karena kondisinya yang berkekurangan.
Waktu kian
berlalu dan Mulan tumbuh menjadi sosok perempuan yang cantik meskipun dia hanya
bisa merasakan bangku sekolah sampai tingkat sekolah menengah pertama. Namun hal
tersebut tidak pernah menjadi permasalahan untuk diri Mulan sendiri. Pada awalnya
mulan berkeyakinan bahwa seorang perempuan tidak perlu bersekolah ataupun
berpendidikan yang tinggi karena ujungnya pasti hanya akan menjadi seorang ibu
rumah tangga. Namun semua keyakinan mulan akan hal itu berubah saat bapak mulan
jatuh sakit dan tidak bisa mencari nafkah lagi. Mulan merenung selama
berhari-hari khawatir karena dengan kondisi yang kekurangan ditambah bapak yang
biasa mencari makan sekarang sudah tiada. Berkat dari didikan orang tua untuk
selalu ikhlas menghadapi kenyataan Mulan pun tidak lama-lama terpuruk dalam
kesedihan itu dan berpikiran untuk menggantikan posisi bapak untuk mencari
makan. Dia berpikiran seperti itu karena mengingat dia adalah seorang anak
tunggal dan ibunya yang sudah mulai menua.
Mulan menyadari
kalau dia hanya bisa bertani seperti orang tuanya. Suatu hari datang seorang perempuan
ke kebun mulan mencari hasil panen kentang dan membutuhkannya dalam jumlah
besar untuk di beli. Saat itu hasil panen dari lahan mulan hanya sedikit saja dan
tidak memenuhi permintaan perempuan itu, namun karena saat itu mulan yang
mulanya seorang yang pemalu mencoba memberanikan diri bertanya ke perempuan
tersebut tentang berapa banyak kentang yang di butuhkan. Mulan menghiraukan
rasa pemalunya dan makin menikmati obrolan dengan pembeli itu dan makin banyak
bertanya mengapa pembeli itu membutuhkan begitu banyak sayuran. Setelah berbicang
lumayan lama di kebunnya dan ternyata perempuan tersebut adalah bos besar suatu
pabrik makanan olahan hasil kentang, dia datang langsung ke kebun karena harga
dipasar sudah mulai melunjak tinggi. Mulan yang mempunyai keyakinan wanita
hanya akan menjadi seorang ibu rumah tangga berubah bahwa wanita juga bisa
menjadi mandiri dan sukses selain menjadi ibu rumah tangga. Mulai saat itu
hasil panen mulan tidak semuanya dijual dalam bentuk mentah, namun mulan mulai
mencoba membuat hasil kentang tersebut menjadi makan seperti kripik dan
beberapa kue-kue sesuai resep yang pernah ibu mulan ajarkan. Tak di
sangka-sangka ide mulan berjalan dengan lancar dan malah makin di minati
masyarakat. Beberapa tahun mulan yang awalnya hanya bertani sekarang berpindah
profesi menjadi pengusaha makan olah kentang dan mempunyai tempat sendiri
bahkan bisa memperkerjakan karyawan 20 orang yang bertugas sesuai bagiannya. Selama
usaha mulan di bidang makanan, pernah juga beberapa kali mengalami penurunan
meskipun tidak terlalu signifikan.
Masyarakat lingkungan
mulan yang dulu kala memandang keluarga mulan dengan sebelah mata, sekarang
berubah menjadi kesan bangga karena selain usaha mulan yang sukses, ia juga
merangkul masyarakat untuk bekerja menjadi karyawannya sehingga membantu
perkonomian di daerah desa tersebut. Tak lupa dia juga selalu ikhlas menjalani
usahanya tak pandang bulu dengan karyawannya karena dia sadar dia pernah mengalami
kesusahan semasa kecilnya dan mewujudkan impiannya untuk menggantikan seorang
bapak untuk mencari makan.
By; Grevi Yulika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar