Selasa, 14 April 2020

BUSINESS MODEL CANVAS - Tugas Kewirausahaan


Dalam dunia bisnis pastinya ada beberapa orang yang mengoperasikan kegiatan usaha agar terus berjalan. Dan dari hal itu, bisnis juga memerlukan strategi, manajemen, maupun sistem yang mempermudah orang-orang di dalamnya untuk bekerja secara efektif dan sesuai tujuan yang dimiliki perusahaan. Dari banyaknya model bisnis ada salah satu model yang terbukti efektif dan sering diterapkan itu adalah bisnis model canvas.

A. DEFINITION OF A BUSSNINES MODEL ( DEFINISI MODEL BISNIS )

Model bisnis adalah suatu cara yang paling mudah dan sederhana untuk mengggambarkan bisinis yang kita pikirkan. Biasanya model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan nilai-nilai sosial, ekonomi atau bentuk nilai lainnya.
Model bisnis juga merupakan salah satu inti utama dari perusahaan karena sebuah perusahaan harus memiliki cara untuk mendapatkan profit yang digunakan untuk bertahan hidup dan juga dapat digunakan untuk investasi jangka panjang.


B. THE BUSINESS MODEL CANVAS (BMC)

Business Model Canvas adalah sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9 elemen untuk membantu perencanaan bisnis sebelum dibentuk. Dengan kesembilan elemen ini, sebenarnya kita sudah bisa memvalidasi apakah satu ide bisnis itu potensial atau tidak.
Konsep bisnis model canvas mengandalkan gambar-gambar ide sehingga setiap orang memiliki pemahaman yang sama dan riil terhadap tipe-tipe konsumen mereka, pengeluaran biaya, cara kerja perusahaan dan sebagainya. Oleh karena itu, membuat bisnis model canvas adalah hal paling awal yang biasanya dibutuhkan seorang pengusaha pemula.
Model bisnis ini pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dalam buku tersebut, Alexander mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis.

C. THE 9 BUILDING BLOCKS

Di dalam bisnis model canvas, ada 9 elemen atau juga biasa di sebut blok penting yang akan dibahas satu-persatu di bawah ini. 9 panduan ini penting untuk mengarahkan kita dalam menentukan system kerja perusahaan sekaligus memeriksa apakah aktivitas perusahaan sudah berjalan sesuai system. Berikut deskripsi dan panduan mengisi secara mudah kesembilan blok yang ada dalam bisnis model canvas :

1.       Customer Segments
Elemen pertama yang harus kita miliki dalam memulai business model canvas ini adalah menentukan segmen pelanggan mana yang akan menjadi target bisnis kita. Bagian ini akan menjelaskan siapa pelanggan potensial dari produk kita. Bisa juga berisi profil orang yang memiliki masalah yang akan dipecahkan oleh bisnis kita. Untuk model bisnis ecommerce yang berkembang sekarang ini, customer segment mencakup si penjual barang dan pembeli.

2.       Value Proposition
Elemen ini merupakan penjelasan dan rincian dari  keunggulan produk, dan apa saja sebenarnya poin-poin yang bisa mendatangkan manfaat yang ditawarkan perusahaan bagi target pelanggannya. Hal ini menjadi kesempatan bagi kita untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang membedakan bisnis kita dengan bisnis yang lain, atau keunikan usaha kita sendiri.

3.       Channels
Chanel merupakan alat atau media yang digunakan untuk pemasaran produk kita. Melalui penggunaan channels atau alat pemasaran yang tepat, kita baru bisa menyampaikan value propositions kepada customer segments. Misalnya, kita bisa memasarkan bisnis lewat media sosial, brosur, website, dan lain-lainnya.

4.       Customer Relationships
Jika channel lebih banyak menjangkau orang yang belum tahu produk Anda, maka customer relationship adalah kebalikannya. Kita harus tahu bagaimana cara bisnis kita agar bisa terus keep in touch dengan para pelanggan. Maksudnya perusahaan kita harus menjalin ikatan dengan pelanggannya secara intens. Bentuknya pun bisa sangat beragam, mulai dari newsletter, layanan after sales, dan sejenisnya.

5.       Revenue Streams
Revenue streams ini merupakan bagian yang paling vital, di mana perusahaan atau usaha memperoleh pendapatan dari pelanggan. Elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Jangan sampai ada bahan baku, produk, atau kinerja yang tidak dimanfaatkan secara maksimal. Karena itu juga sebagai bagian untuk mendatangkan keuntungan yang besar.

6.       Key Resource
Key resource atau sumber daya ini merupakan elemen dalam business model canvas yang berisikan daftar sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki perusahaan. Tujuannya untuk mewujudkan value proposition mereka. Semua jenis sumber daya, mulai dari pengelolaan bahan baku, penataan sumber daya manusia, dan penataan proses operasional harus kita perhatikan saat membuat model bisnis. Sebab, hal ini akan berdampak pada jangka panjang di bisnis kita.

7.       Key Activities
Key activities ini merupakan semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas bisnis, yang ada kaitannya juga dengan sebuah produk. Dimana kegiatan utamanya adalah menghasilkan proposisi nilai. Jadi, pada dasarnya, elemen ini  menjelaskan bagaimana kita bisa menciptakan value preposition perusahaan dengan melakukan beberapa aktivitas. Supaya produk atau jasa kita lebih dikenal dan diterima banyak orang.

8.       Key Partnership
Elemen ini berfungsi untuk pengorganisasian aliran suatu barang atau layanan lainnya. Posisi-posisi partner kunci tersebut bermanfaat untuk efisiensi dan efektivitas dari key activities yang telah dibuat. Sederhananya dalam sebuah bisnis, kita membutuhkan partner kerja yang mendukung perusahaan kita. Jika sampai saat ini kita belum menemukan keunikan dari produk/jasa kita dikarenakan kurangnya networking, kita membutuhkan partner kerja yang dapat membantu mencapai value proposition. Dalam konteks bisnis, mitra bisa berupa supplier, vendor, agensi, dan sejenisnya.

9.       Cost Structure
Elemen terakhir yang juga tidak kalah pentingnya dengan kedelapan elemen lainnya yaitu struktur pembiayaan bisnis atau cost structure. Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis yang dijalani menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian. Hal ini juga bisa menentukan proposisi nilai yang tepat untuk pelanggan. Karena itu, pastikan kita membuat laporan keuangan yang tepat dan sesuai untuk bisnis kita.

D. CONTOH BISNIS MODEL CANVAS BISNIS SEPATU

Berikut contoh BMC dari rencana bisnis sosial OurShoes. Usaha OurShoes bertujuan untuk memproduksi dan menjual beraneka ragam jenis sepatu. Berikut model bisnis canvasnya.


By; Grevi Yulika

Rabu, 08 April 2020

Strategi Pengembangan Produk - Tugas Kewirausahaan


   Seiring perkembangan jaman yang bisa dibilang semakin maju setiap detiknya, tentunya dalam dunia bisnis kita tidak bisa hanya diam berdiam diri dan hanya mengandalkan produk yang itu itu saja, semua itu diperlukan inovasi dan perubahan guna mengikuti perkembangan saat ini. Dari hal tersebut maka sangatlah penting buat orang yang berjiwa bisnis utuk mengerti apa yang di maksud dengan “Strategi Pengembangan Produk Baru”. Karena pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada tahap puncaknya , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut.

A.    APA ITU PENGEMBANGAN PRODUK?

   Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa. Dari banyak teori para ahli di bidang bisnis tentang tujuan pengembangan produk ,bisa saya ambil intinya yaitu untuk mengembangkan bisnisnya guna keuntungan yang lebih maksimal.

B.    STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK

   Strategi pengembangan produk adalah bagian dari strategi korporasi (corporate strategy). Dalam strategi pengembangan produk terdapat potensi keuntungan maupun risiko dari aktifitas pengembangan produk, dan banyak faktor yang   menyebabkan suatu organisasi mempertimbangkan melakukan pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi menemukan bahwa pendekatan strategi managerial  pada aktifitas pengembangan produk baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga meminimasi biaya dan risiko. Ada dua pendekatan dalam menjalankan strategi pengembangan produk, yaitu sebagai berikut :

1.    Strategi proaktif (proactive strategy)

   Strategi pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan. Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. Beberapa bentuk dari strategi proaktif, yaitu sebagai berikut :

a. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
  Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis. Hal  tersebut kemudian membuahkan hasil dengan banyaknya inovasi atas produk yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cepat dibandingkan dengan pesaing – pesaingnya.

b. Pemasaran(Marketing)
   Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Strategi tersebut bisa dilakukan dengan mengadakan survey skala besar mengenai produk apa yang  dibutuhkan oleh konsumen baik secara langsung kepada konsumennya, maupun secara tidak langsung dengan membaca data penjualan produk yang memiliki peringkat tertinggi. Data –data tersebut digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk yang selalu sesuai dengan kebutuhan konsumen.

c. Pengusaha (Entrepreneurial)
  Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkan sumbernya.  Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudah besar dan mapan. Biasanya strategi ini ada pada perusahaan yang sudah besar dan produk – produk yang dihasilkannya pun  sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen, handal, inovatif, dll. Kemudian,  perusahaan ini dituntut untuk terus menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau trendsetter produk di dunia.  Dengan segala kemapanan yang dimiliki, perusahaan ini menciptakan suatu bagian yang khusus memperkerjakan pegawai – pegawai berjiwa inventor, kreatif, dan berfikir secara tidak biasa  (think-out-of-the-box) yang ditugaskan untuk menciptakan atau mengembangkan produk yang dapat menjadi kiblat atau  trendsetter dunia. Hal ini menghasilkan kesuksesan dengan hadirnya produk perusahaan tersebut yang kemudian menjadi kiblat atau trendstetter untuk produk sejenisnya.

d.  Akuisisi (Acquisition)
  Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar.

2.    Strategi reaktif (reactive strategy)

Strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi reaktif, yaitu sebagai berikut :

a. Strategi defensif (defensive strategy)
   Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar.

b. Strategi imitatif (Imitative strategy)
   Strategi ini dilakukan dengan meniru produk baru dengan cepat sebelum produk tersebut mendapat pasaran yang kuat.

c. Strategi second-but-better
   Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran.

d. Strategi responsif (responsive strategy)
   Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen. Hal tersebut dilakukan dengan melihat permintaan dan kondisi konsumen.

Agar pelaksanaan pengembangan produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, perlu diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan produk. Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi delapan tahap yaitu :

a. Idea Generation (Pemunculan Gagasan). Tahapan ini merupakan pencarian peluang produk baru secara terus menerus dan sistematik. Tahapan ini dilakukan untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan segara mengenai penciptaan produk. Metode untuk menciptakangagasan baru meliputi brain storming (sesi kelompok kecil untuk menstimulasi gagasan), melakukan analisa atas produk yang sudahada, ataupun melalui survei konsumen.

b. Idea Screening (Penyaringan Gagasan). Setelah perusahaan mengidentifikasi gagasan produk yang berpotensi, perusahaan harus menyaringnya. Dalam product screening, kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan yang tidak menarik lainnya harus disingkirkan dari tindakan lebih lanjut. Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.

c. Concept Development and Testing (Pengembangan dan Pengujian Konsep). Menguji konsep adalah menyajikan konsep produk kepada consumer dan mencoba mengukur sikap dan ketertarikan konsumer atas konsep awal pengembangan produk tersebut. Pengujian konsep merupakan cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengukur minat konsumer. Pengujian dilakukan dengan meminta konsumer yang potensial untuk berinteraksi terhadap sketsa gambar atau deskripsi tertulis yang menggambarkan produk yang akan dikembangkan.

d. Marketing Strategy Development (Pengembangan Strategi Pemasaran). Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.

e. Business Analysis (Analisis Bisnis). Analisis Bisnis dan finansial dilakukan untuk menguji kelayakan finasialdan bisnis dari konsep pengembangan produk baru. Disini dilakukan analisa terhadap sejumlah aspek, seperti proyeksi permintaan pasar,perkiraan biaya produksi dan peta persaingan.

f. Product Development (Pengembangan Produk). Pengembangan produk mengkonversi ide produk baru menjadi bentukfisik dan sekaligus mengidentifikasi pola strategi pemasaran yang akanditerapkan. Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand, brand positioing, dan usage testing.

g. Test Marketing (Pengujian Pasar). Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand,brand positioing, dan usage testing. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja produk dan efektivitas program pemasaran secara terbatas sebelum a full-scale introduction. Melalui ujipemasaran ini, perusahaan dapat melakukan observasi perilaku pelanggan secara aktual. Perusahaan juga dapat melihat reaksi yang dilakukan pesaing, dan juga respon dari para distribution channelmembers.

h. Commercialization (Komersialisasi). Setelah pengujian selesai, perusahaan siap untuk mengenalkan produknya ke pasar yang ditargetkan secara full scale. Sejumlah aspek yang perlu dicermati dalam tahap commercialization adalah kecepatan penerimaan konsumen dan para distributor, intensitas distribusi (berapa banyak toko penyalur), kemampuan produksi, serta efektivitas promosi, strategi harga, dan reaksi persaingan.

   Selain hal-hal diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinkan untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.

Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :

  • Kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu
  • Pasar yang terfragmentasi
  • Batasan sosial dan pemerintah
  • Biaya pengembangan
  • Kelangkaan modal
  • Waktu pengembangan yang dibutuhkan relatif pendek.

   Hal yang harus diperhatikan pula dalam pengenalan awal suatu produk baru adalah penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan untuk meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal atau bahkan terlalu murah. Ada dua cara bagaimana menentukan harga dari produk baru yaitu penentuan harga mengambil sebagian pasar dan penetapan harga penetrasi pasar.

Sekian yang bisa saya jelaskan semoga bisa bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita tentang dunia bisnis.

By; Grevi Yulika

Percaya Diri - Richard Branson

  Richard Branson            Sir Richard Charles Nicholas Branson seorang berkelahiran di Blackheath, London, pada 18 Juli 1950 adalah seora...